Tittle: Insomnia
Cast: -Lee Donghae
-Park Dong Jin
-Park Dong Jin
Genre: Romance
MINGGIR! YA AWAS!TIN...TIN...PRAKKK!
Orang-orang yang berada sedang mengantri berlari keluar.ingin melihat kejadian yang secara tiba-tiba itu.aku tidak peduli setidaknya urutanku menjadi ke dua.hahaha.
“AAAAAAHHHH!!!” mwo?suara teriakan yoeja.sepertinya teriakannya sangat familiar di telingaku.suara siapa ya?DONG JIN! Astaga bagaimana jika itu dia?bagaimana jika yang tertabrak itu dong jin?
“mau p—“ aku berlari meninggalkan kasir.ya tuhan semoga tak terjadi apa-apa padanya.aku mengedarkan pandanganku.KETEMU! aku berlari menghampirinya.aku melambatkan jalanku.syukurlah dia tidak apa-apa.tapi tunggu,tubuhnya bergetar hebat.terlihat jelas meskipun dari jauh.ya tuhan gadis ini juga menangis.apa yang terjadi?
“d-dong jin-ssi,gwenchanayo?” aku duduk di sampingnya.kedua tangannya menutupi telinganya.seperti tak mau mendengar orang yang sedang berbicara padanya.aku menariknya menjauhi tempat kejadian.membawanya pergi ke taman.mungkin dapat menenangkan hatinya.
“dong jin-ssi,gwenchana?” dia mengangguk,meskipun terlihat sekali bahwa dia sedang tidak baik.
“dong jin-ssi apakah kau...memiliki trauma?”
suasana hening menyelimuti kami.
“e-eomma,a-aku,a-aku mem-membunuh e-eommaku sendiri.” Mwo?membunuh?
“e-eomma meninggal k-karena aku.” Dia kembali terisak.
***
Dia tertidur.lelah karena menangis.aku tak mengerti kenapa dia mangatakan bahwa dia yang telah membunuh eommanya.drtt...drtt...drtt... ‘appa calling’ drttt...drttt...
“y-yoebaseyo abonim”
“d-donghae-ssi,mengapa kau yang mengangkat telponnya.”
“emm...dong jin tertidur,”
“tertidur?”
“nde,”
“ah baiklah.cepatlah pulang udara malam hari sangat dingin.”
“nde,” aku mematikan telponnya.aku melihatnya yang tertidur di pundakku.eh sejak kapan dia tertidur di pundakku?aku menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajahnya.cantik,dia sangat cantik saat tertidur.wajahnya sangat terlihat polos.satu tetes air mata mengalir di pipinya.aku mencegahnya.dia menangis dalam tidurnya.dia pasti mimpi buruk.aku mencium bibirnya lembut.entah apa yang merasuki tubuhku sehingga aku berani menciumnya.
***
Aku menggendongnya pulang.”donghae-ssi,” aku tersenyum.
“donghae-ssi,biarkan aku yang menggendongnya.”
“gwenchana biar aku saja.”
“baiklah,bawa masuk ke kamarnya.”
“nde.”aku menaiki lantai dua.ku tarik selimut untuk menghangatkan tubuh mungilnya.
“donghae-ssi,bagaimana dia bisa tertidur?” aku menceritakan semuanya dari awal.
“dong jin,memiliki trauma pada masa kecilnya.”
“waktu itu saat kami sedang berkumpul,dia memintaku untuk menaikinya ke dalam mobil.dulu dia sangat menyukai mobil.” Tuan park tersenyum meskipun kentara sekali senyum itu hanya menutupi kenangan pahit.
“saat itu aku meninggalkannya sendirian di dalam mobil.karena ada panggilan dari kantor.di dalam mobil dia bermain dengan kemudinya.”tuan park membenarkan selimut yang terlipat oleh dong jin
”kakinya yang lucu namun panjang tak sengaja menginjak gas.mobil itu melaju dengan cepat dan menabrak istriku yang sedang menyapu halaman, dan istriku tak sempat di larikan ke rumah sakit.”
“sejak ke jadian itu dong jin-ku selalu mengaggap bahwa dirinya adalah seorang pembunuh.”
“lalu...apakah kau...membencinya?”
Tuan Park tersenyum.namun kali ini senyumannya mengatakan bahwa dia amat menyayangi dong jin.”aku tak pernah membencinya.bagaimanapun dia anak kandungku,darah dagingku sendiri.” Aku mengangguk.jujur saja aku merindukan appa.
“donghae-ssi,”
“nde?”
“mau kah kau,menjaga anakku?”
Hening
aku mengangguk pelan.meskipun sedikit ragu.tapi aku tak ingin membuat abonim kecewa.
***
“kau sudah pulang?kenapa malam sekali hanya mencari angin.”
“eunhyuk-ssi,biarkan aku istirahat sebentar.aku lelah sekali.”aku merebahkan diriku di kasur.
“are you ok?” aku menghela nafas,memaksakan diriku untuk duduk.
“eunhyuk-ssi,”
“nde?” aku meceritakan semuanya pada eunhyuk.
“kau sudah berjanji,maka lakukanlah.”
“tapi aku tak yakin aku bisa menjaganya.”
“kau pasti bisa.yakinlah pada dirimu sendiri.sudah ya.”
“kau mau kemana?”
“kencan dengan yoeja chinguku.”
“ya!kau benar-benar cassanova sekali.baru kemarin putus sudah mendapatkan yang baru.berhentilah menyakiti perasaan yoeja.”
“ya!setidaknya aku menunjukkan padamu bahwa aku ini tampan.tidak sepertimu,banyak yang mengatakan bahwa kau tampan dan keren tapi tidak laku-laku.” Aku melempar bantal ke wajahnya.
“ya! Kau merusak tataan rambutku.”
“biar saja.sudah sana pergi.aku ingin istirahat.”aku mendorongnya keluar kamar.
“ya donghae-ssi,jangan kunci kamarnya ya.aku akan tidur dimana nanti.”
“di sofa.”
“hyung,kau sedang bertengkar dengan donghae hyung.”
“ah woni,yaaa seperti itu lah.”
“kenapa?”
“karena aku mengejeknya tadi.”
“mengejek?”
“hem.aku hanya bilang bahwa dia tampan tapi tidak laku-laku sedangkan aku sebaliknya.apa itu salah?”
PLETAK.
“ya woni! Kenapa kau menjitak kepalaku?”
“tentu saja kau salah.DONGHAE HYUNG TERUSKAN SAJA MARAHMU DENGAN EUNHYUK HYUNG,AKU MENDUKUNGMU HYUNG!”
Aku tertawa mendengar pembicaran mereka yang samar-samar tapi masih bisa didengar.
***
“mianhe aku telat.” Ku atur nafasku.
“ya! Kau membenci kata telat,kenapa kau telat donghae-ssi.kau tau,aku sudah menunggumu selama satu setengah jam.rasanya kakiku benar-benar ingin patah.”
“ara.akukan sudah minta maaf padamu.“ aku menegakkan tubuhku yang sedari tadi membungkuk karena lelah berlari.
“heh.sudahlah,aku lelah berdebat denganmu.” Dia berjalan mendahuluiku.
“ya yoeja jelek! Kau mau kemana?”
“aku lapar,” heh?yoeja babo. Aku berlari kecil menyamai langkahnya.
***
“selamat datang.” Pelayan restaurant membungkukkan badannya pada kami.
“aku pesan kimchi,”
“minumnya?”
“air putih saja.”
“nde.”
“ya donghae-ssi,kau tidak pesan?”
“ani.aku tidak lapar.”
“ya sudah.” Pelayan itu meninggalkan kami.
“ya,donghae-ssi,bisakah kau bermain piano untukku?”
“mwo?!ANDWAE!”
“jebbal...mau ya?”
“ani.”
“ayolah donghae-ssi.” Dia memegang tanganku.
“ani.”
“ahhh kau ini,menyebalkan sekali! Terserah kau sajalah.”
“ya sudah.”
“permisi,pesanannya.” Pelayan meletakkan pesanan diatas meja kami dan pergi meninggalkan kami setelah selesai dengan pekerjaannya.
“sudah,katanya kau lapar,makanlah,”
“ya!tanpa kau suruh aku juga ingin memakannya,bahkan aku ingin memakanmu sekalian,” mwo?yoeja ini benar-benar aneh.
Dia memainkan sendok makannya dengan kasar.wajahnya terlihat kesal,tapi semakin memperjelas bahwa dia terlihat...lucu.
***
“donghae-ssi,bisakah aku meminjam uangmu?dompetku tertinggal di rumah.”
“mwo?bagaimana bisa kau meninggalkan dompetmu di rumah.andwae,kau yang memesan makanan dan kenapa aku yang harus membayarnya.”
“ya namja pelit! Aku tidak memintamu untuk membayar,aku hanya meminjam dan akan ku kembalikan besok.lagi pula bukan kemauanku jika dompetku tertinggal.”
“aigooo,kau memang yeoja ceroboh,” aku mengambil dompet di saku celanaku.
“ini,jangan lupa besok kau harus menggantinya.” Aku memberinya beberapa lembar uang.
“hisss.”dia mengambilnya dengan kasar.
***
Drrt...drrt..drrt...
“angkatlah,sudah dua kali tidak kau jawab.”
“nde?”
“angkat saja," dia menempelkan handphone ke telinganya.
“ada apa?jika tidak penting,kita akhiri pembicaraan ini.”
“____________”
“aku sibuk.” Klik. Datar,ekspresinya datar dan nada bicaranya juga dingin.ada apa dengannya?
“siapa?”
“bukan siapa-siapa,”
“sepertinya penting,datangi dia.”
“k-kau...”
“aku tau dia memintamu untuk menemuinya kan?datanglah,sepertinya ada yang ingin dia katakan.”
“aku tak ingin bertemu denganya.”
“bagaimana jika hal itu penting?datanglah,aku tau bagaimana perasaannya,”
“kau tak mengenalnya,”
“aku memang tak mengenalnya,tapi sebagai sesama laki-laki aku tau bagaimana perasaanya.”
“kau tidak tau dan tak akan pernah tau,lee donghae,kumohon jangan urusi urusanku,”
“baiklah,aku hanya ingin memberi saran padamu.” Suasana canggung menyelimuti kami.
Ckiiitttt.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar